Me

Me

Rabu, 02 Juni 2010

Kobalt, Rodium, Iridium

BAB I
PENDAHULUAN
Logam kobalt baru dimuali pada abad 20, namun biji kobalt sesungguhnya telah ditemukan sejak ribuan tahun sebelumnya sebagai pewarna biru pada gelas maupun berbagai perkakas dapur. Sumber warna biru pada kobalt dikenal pertama kali oleh G. Brandt (ahli kimia swedia) pada tahun 1735 yang mengisolasi logam tak murni yang diberi nama cobalt rex. Pada tahun 1750, T.O.Bergman menunjukkan bahwa cobalt rex adalah unsur baru yang kemudian diberi nama turunan dari kata kobold (bahasa Jerman) yang artinya globin atau roh hantu. Pada tahun 1803 Rodium dan Iridium ditemukan dalam residu-hitam yang tertinggal ketika bijih platina kasar dilarutkan dalam air raja. W.H. Wollaston menemukan rodium dan memberi nama dari turunan kata yunani podov (rodon) yang artinya mawar (rose) oleh karna warna merah mawar/pink garamnya yang umumnya dihasilkan dalam larutan air. S.Tenant menemukan rodium bersamaan dengan osmium dan memberi nama dari nama dewi Yunani Iris yang memilliki tanda pelangi, oleh karena berbagi warna senyawanya.
Ketiga logam ini bersifat mengkilat keprakan dan sedikit kebiruan bagi kobalt. Kobalt lebih lunak dari pada rodium dan iridium tetapi masih cukup lebih keras daripada besi. Ketiganya mempunyai struktur fcc yang berdasarkan teori pita lebih stabil daripada struktur bcc atau hcp apabila jumlah elektron dn hampir penuh. Kekhasan dari ketiga unsur inilah yang membuat kami ingin menyusun makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KOBALT
Sejarah kobalt
Ditemukan oleh Brandt pada tahun 1735.
Sumber
Kobal terdapat dalam mineral kobaltit, smaltit dan eritrit. Sering terdapat bersamaan dengan nikel, perak, timbal, tembaga dan bijih besi, yang mana umum didapatkan sebagai hasil samping produksi. Kobal juga terdapat dalam meteorit.
Bijih mineral kobal yang penting ditemukan di Zaire, Moroko, dan Kanada. Survei badan geologis Amerika Serikat telah mengumumkan bahwa di dasar bagian tengah ke utara Lautan Pasifik kemungkinan kaya kobal dengan kedalaman yang relatif dangkal, lebih dekat ke arah Kepulauan Hawai dan perbatasan Amerika Serikat lainnya.
Sifat-sifat
1. Warna: sedikit berkilauan, metalik, keabu-abuan
2. Kobal bersifat logam keras, menyerupai penampakan besi dan nikel.
3. Kobal memiliki permeabilitas logam sekitar dua pertiga daripada besi.
4. Penggolongan: Metalik
5. kobalt juga merupakan suatu unsur dengan sifat rapuh agak keras dan mengandung metal serta kaya sifat magnetis.
Penggunaan untuk unsur kobalt :
1. Kobal dicampur dengan besi, nikel, dan logam lainnya untuk membuat Alnico, alloy dengan kekuatan magnet luar biasa untuk berbagai keperluan. Alloy stellit, mengandung kobal, khrom, dan wolfram, yang bermanfaat untuk peralatan berat, peralatan yang digunakan pada suhu tinggi, maupun peralatan yang digunakan dengan kecepatan tinggi.
2. Digunakan sebagai bahan baja tahan-karat dan baja magnit.
3. Digunakan di dalam campuran logam untuk turbin gas generator dan turbin pancaran
4. Digunakan di dalam menyepuh listrik oleh karena penampilannya, kekerasan, dan perlawanan ke oksidasi
5. Garam kobal telah digunakan selama berabad-abad untuk menghasilkan warna biru brilian yang permanen pada porselen, kaca, pot, keramik dan lapis e-mail gigi. Garam kobal adalah komponen utama dalam membuat biru Sevre dan biru Thenard
6. Cobalt-60, merupakan artifical isotop, dimana sebagai suatu sumber sinar penting, dan secara ekstensif digunakan sebagai suatu pengusut serta agen radiotherapeutic. Kobal-60, adalah isotop buatan, sebagai sumber sinar gamma yang penting dan digunakan secaara luas sebagai zat pencari jejak dan zat radioterapi.
7. Digunakan sebagai campuran pigmen cat
8. Larutan kobal klorida digunakan sebagai pelembut warna tinta.
 KOBALT (III)
1. Semua senyawa kompleks kobalt (III) mengadopsi geometri oktahedron. Sebagai contoh yaitu ion heksaaminkobaltat(III) [Co(NH3)6]3+ dan ion heksasianokobaltat(III) [Co(CN)6]3+ . ion heksanitrokobaltat(III) [Co(NO2)6]3+, yang berwarna kuning dan biasaanya disintesis sebagai garam natriumnya, menunjukkan sifat tak lazim. Seperti lazimnya garam-garam alkali, Na3[Co(NH3)6] larut dalam air, tetapi garam kaliumnya saangat sukar larut dalam air, begitu juga garam-garam rubidium maupun sesiumnya. Hal ini dikaitkan dengan ukuran ion relatifnya. Ion kalium mempunyai ukuran relatif jauh lebih dekat dengan ukuran anion kompleksnya sehingga kristalnya memiliki energi kisi yang lebih tinggi dan kelarutan lebih rendah. Sifat ini merupakan salah satu reaksi petunjuk kualitatif adanya ion kalium :
3 K+ (aq) + [Co(NO2)6]3+ (aq) K3[Co(NO2)6] (s)
kuning

 KOBALT (II)
Dalam larutan air garam-garam kobalt(II) berwarna pink CoCl2.6H2O oleh karena ion oktahedral [Co(H2O)6]2+. Tetapi ion tetrahedral kobatl(II) berwarna biru, dan ini dapat terjadi misalnya denganligan Cl-. Jadi penambahan HCl pada (ion Cl-) pada ion [Co(H2O)6]2+ akan menghasilkan larutan biru ion tetrahedral [CoCl4]2- :
[Co(H2O)6]2+(aq) + 4 Cl-(aq) [CoCl4]2-(aq) + 6 H2O (l)
pink biru
hasil yang sama juga dapat diperoleh dari proses pelarutan kristal pink CoCl2.6H2O di dalam etanol absolute atau aseton; dalam hal ini, pelarut berfungsi menarik ligan air. Pada kondisi keseimbangan yaitu tepat terjadinya perubahan warna, pergeseran keseimbangan waarna sangat sensitif terhadap temperatur, yaitu biru pada pemanasan tetaspi menjadi pink pada pendinginan (dengan es).
pemanasan
[Co(H2O)6]2+ (aq) + 4 Cl- (aq) [CoCl4]2+ (aq) + 6 H2O (l)
pendinginan

penambahan ion hidroksida kedalam larutan ion kobalt (II) dalam air menghasilkan endapan kobalt(II) hidroksida berwarna biru pada awalnya, tetapi menjadi pink setelah dibiarkan beberapa lama :
[Co(H2O)6]2+ (aq) + 2 OH- (aq) Co(OH)2 (s) + 6 H2O (l)
pink biru
secara perlahan, kobalt(II) hidroksida teroksidasi dengan dioksigen udara menjadi kobalt(III)oksida hidroksida CoO(OH).

B. RODIUM
Sejarah
Wollaston menemukan rodium di antara tahun 1803 dan 1804 pada bijih mentah platina,yang kemungkinan didapat dari Amerika Selatan.
Sumber
Rodium terjadi di alam dengan logam grup platina lainnya dari pasir di sungai Ural dan Amerika Utara dan Selatan. Juga ditemukan bersama logam grup platina lainnya dari area penambangan tembaga-nikel sulfide di Sudbury, kawasan Ontario. Meskipun kuantitas yang didapatkan sangat kecil, maka produksi dalam jumlah komersial dimungkinkan dari proses nikel dalam jumlah berton-ton. Produksi rodium tahunan hanya sebanyak 7-8 ton.
Sifat-sifat
1. Rodium berwarna putih keperakan dan bila dipijarkan perlahan-lahan di udara, akan berubah menjadi resquioksida. Pada suhu yang lebih tinggi, resquioksida ini kembali menjadi unsur rodium.
2. Logam ini memiliki titik cair yang tinggi dan bobot jenis yang lebih rendah dari platina.
3. Sifat lainnya adalah reflektif, keras dan tahan lama.
Kegunaan
1. Kegunaan utama rodium adalah bagian dari alloy untuk mengeraskan platina dan paladium. Alloy semacam ini digunakan untuk rakitan gulungan kawat koil dalam tungku pemanas, pembuatan termokopel, bushing (proses pembentukan garis silindris untuk menahan gerakan mekanis) pada produksi serat kaca, elektroda pada kabel kontak pemercik api pada pesawat terbang, dan pembuatan cawan porselen. Rodium sangat berguna sebagai bahan kontak listrik karena rodium memiliki hambatan listrik yang rendah, hambatan kontak yang rendah dan stabil, dan sangat tahan terhadap korosi. Lapisan rodium, dihasilkan dengan metode electroplating atau dengan evaporasi (penguapan), bersifat keras dan digunakan untuk instrument optis.
2. Rodium juga digunakan untuk perhiasan wanita, dekorasi, dan sebagai katalis.
C. IRIDIUM
Sejarah
Tennant menemukan iridium pada tahun 1803 dalam residu yang tersisa ketika platinum mentah dilarutkan dengan aqua regia. Penamaan iridium sangat layak karena garam-garamnya berwarna terang.
Sumber
Iridium tidak terdapat di alam bersama dengan platinum dan logam satu grup platinum platinum dalam mineral tanah. Iridium didapatkan sebagai hasil samping dari industri penambangan nikel.
Sifat-sifat iridium
1. Iridium, termasuk keluarga grup platinum, berwarna putih (sama dengan platinum) tapi dengan sedikit kuning semu. Karena iridium sangat keras dan rapuh, maka logam ini sangat sulit dipakai maupun dibentuk.
2. Iridium adalah logam yang paling tahan korosi, dan dulu digunakan dalam pembuatan standar ukuran panjang dalam satuan meter di Paris, yang merupakan campuran dari platinum 90% dan iridium 10%. Standar ini ini akhirnya diganti pada tahun 1960 dengan kripton.
3. Iridium tidak dapat larut dalam asam bahkan aqua regia, tapi larut dalam garam cair seperti NaCl, dan NaCN. Bobot jenis iridium mendekati bobot jenis osmium. Perhitungan kerapatan iridium dan osmium dari lapisan ruang memberikan nilai 22.65 dan 22.61 g/cm3. Nilai ini lebih dapat dipercaya dariada pengukuran fisik untuk menentukan unsur mana yang lebih berat.
Kegunaan
1. Meskipun kegunaan utamanya dalah sebagai zat pengeras untuk platinum,
2. iridium juga digunakan untuk membuat cawan dan peralatan yang membutuhkan suhu tinggi.
3. Iridium juga digunakan sebagai bahan kontak listrik.
4. Unsur ini membentuk alloy dengan osmium yang digunakan untuk mata pulpen dan bearing kompas.
D. KECENDERUNGAN GOLONGAN
Kobalt lebih reaktif daripada besi,demikian juga tidak beda banyak dengan rodium dan iridium. Tingkat oksidsi yang umum bagi kobalt yaitu +2 dan +3, dan bagi rodium dan iridium yaitu +3 dan +4. Dalam larutan air, ion [Co(H2O)6]2+ dan ion [Co(H2O)6]3+ keduanya dikenal, tetapi kobalt(III) bersifat oksidator,dan dalam larutan air kecuali dalam lingkungan asam, terurai dengan cepat karena Co(III) mengoksidasi air dengan membebaskan gas dioksigen.
E. SENYAWAAN OKSIDA
Beberapa oksida logam golongan ini yang dikenal yaitu kobalt(II)-CoO, campuran Co(II) dan Co(III)-Co3O4, rodium(III)-Rh2O3, rodium(IV)-RhO2, dan satu-satunya iridium(IV)-IrO2, satu-satunya oksida loogam divalen, CoO yang berupa abu-abu atau buah zaitun hijau dapat diperoleh dari pemanasan logamnya dalam udara atau uap air, atau pemanasan hidroksida, karbonat atau nitrat dalam kondisi tanpa udara. kobalt ( II) oksida memiliki Titik-Lebur: 1830°C, Kepadatan : 6400 kg m-3











BAB III
KESIMPULAN
1. Unsur kobalt, rodium, dan iridium, masing-masing mepunyai ciri-ciri serta sifat yang berbeda. Juga memiliki kegunaan masing-masing dalam kehidupan manusia.
2. Kobalt lebih reaktif daripada besi,demikian juga tidak beda banyak dengan rodium dan iridium.










BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http//Redaksi chem-is-try.org. Di akses di Makassar pada tanggal 10 oktober 2009.
Ibnu,sodiq.2004.Common textbook (edisi revisi) kimia anorganik.Malang : Universitas negeri malang.
Sugiarto, kristian H.2003.Kimia anorganik II.Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta









LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. PERTANYAAN
1. Jelaskan satu-satunya senyawa kalium- kobalt yang sukar larut dalam air
2. Kobalt(II)klorida heksahidrat berwarna pink, tetapi dalam alkohol (absolut) atau aseton diperoleh larutan biru. Jika ke dalam larutan biru ini kemudian ditambahkan bertetes-tetes air, perubahan apa yang terjadi. Jelaskan mengapa demikian!
3. Ke dalam larutan biru kobalt(II)klorida heksahidrat dalam alkohol ditambahkan bertetes-tetes seminimum mungkin hingga warna larutan hampir tepat berubah. Larutan ini secara bergantian kemudian dimasukkan ke dalam penangas air kemudian dimasukkan kedalam pendingin es, demikian seterusnya,perubahan apa yang terjadi. Jelaskan!
4. Salah satu uji kualitatif terhadap ion-ion logam alkali dipakai senyawa kobalt. Senyawa apa ini dan apa indikasinya!

B. JAWABAN
2. Hal ini dikaitkan dengan ukuran ion relatif. Ion kalium mempunyai ukuran relatif jauh lebih dekat dengan ukuran anion kompleksnya sehingga kristalnya memiliki energi kisi yang lebih tinggi dan kelarutan lebih rendah.
3. Penambahan ion hidroksida ke dalam larutan ion kobalt(II) dalam air menghasilkan endapan kobalt (II) hidroksida yang berwarna biru pada awaalnya, tetapi menjadi pink setelah dibiarkan beberapa lama
Sesuai reaksi :
[Co(H2O)6]2+ (aq) + 2 OH- (aq) Co(OH)2 (s) + 6 H2O (l)
pink biru
4. larutan biru kobalt(II)klorida heksahidrat dalam alkohol, dalam hal ini pelarut berfungsi menarik ligan air. kemudian dimasukkan ke dalam penangas air menghasilkan warna biru, kemudian dimasukkan kedalam pendingin es menghasilkan warna pink.
Sesuai reaksi :
pemanasan
[Co(H2O)6]2+ (aq) + 4 Cl- (aq) [CoCl4]2+ (aq) + 6 H2O (l)
pendinginan

5. senyawa ion kompleks heksanitrokobaltat [Co(NO2)6]3+ bila di reaksikan dengan ion K+ akan menghasilkan garam kaliumnya yang berwarna kuning.
Sesuai reaksi :
3 K+ (aq) + [Co(NO2)6]3+ (aq) K3[Co(NO2)6] (s)
kuning

Tidak ada komentar:

Posting Komentar